Natural attractions that you must visit throughout Indonesia

Tempat wisata alam tersembunyi di Jawa Barat yang paling eksotik

1. Menguak Piramida Misterius di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur

Di lintasan gunung berapi di kawasan Cianjur terdapat sebuah penemuan besar yang sukses mengubah sejarah peradaban masa lalu.



Ketika reruntuhan candi ditemukan di bukit setinggi 100 meter ini, awalnya semua orang menganggap itu hal biasa. Namun 20 tahun lalu barulah diketahui bahwa candi tersebut bukan berdiri di atas bukit, melainkan di sebuah piramida buatan manusia yang terkubur oleh tanah!


Dari uji karbon, disimpulkan bahwa batu-batuan yang digunakan untuk membangun piramida ini diperkirakan telah berusia antara 9.000 hingga 20.000 tahun silam, atau 6.000 tahun sebelum Raja Tut membangun piramida-piramida di Mesir – dan menjadikannya sebagai piramida tertua di dunia.
Meski hingga saat ini bermacam penelitian sejarah masih berlangsung, namun Gunung Padang telah dibuka untuk umum. Untuk menuju puncaknya dibutuhkan waktu daki selama 20 menit melalui jalan setapak. Di teras pertama dan yang paling luas, pengunjung akan disambut oleh sebuah pohon besar.


Makin ke atas hingga menuju puncak, ukuran teras kian mengerucut sebagai simbol hierarki masyarakat di masa lalu.



Saat Anda berdiri di tengah-tengah tempat pemujaan purbakala yang dikelilingi oleh gunung berapi, pepohonan hijau, serta suasana yang begitu tenang, maka pikiran Anda pun akan terlena membayangkan kehidupan di masa pra-sejarah sambil melihat pemandangan nun jauh di  bawah sana.
Situs Megalitikum Gunung Padang, Karyamukti, Cianjur
Cara ke Sana: Dari Jakarta, ke Jalan Raya Puncak hingga tiba di Cianjur. Saat bertemu bundaran, belok ke kanan. Teruskan perjalanan hingga melalui persimpangan besar, lalu belok kiri ke Jl. Gunung Padang (terdapat papan penunjuk jalan bertuliskan Situs Megalitikum Gunung Padang, namun ukurannya kecil, jadi Anda harus memperhatikan jalan dengan seksama). Ikuti jalan utama hingga menuju stasiun kereta api, lalu belok ke kiri. Situs tersebut berada di ujung jalan. Koordinat
Jam Operasional: 06.00 – 18.00
Tiket Masuk: Rp 6.000,-

2. Indahnya Aliran Air di Sela-Sela Bebatuan: Curug Batu  Templek, Bandung
Anda mungkin akan kesulitan mencari tahu cara menuju Curug Batu Templek jika bertanya pada warga Kota Bandung.
Meskipun curug ini tidak sulit untuk dicapai, namun lokasinya yang berada di kawasan penambangan batu alam menjadikan nama Curug Batu Templek masih asing di telinga.
Sebagai fenomena geologi yang langka, Curug Batu Templek sebetulnya merupakan retakan kecil dari lempeng bumi, yang terbentuk akibat pergerakan tektonis. Sehingga menyebabkan keluarnya air dari sela-sela bebatuan.


Waktu yang tepat untuk mengunjungi curug ini adalah pada musim hujan (biasanya antara bulan September dan Maret) ketika aliran air cukup deras dan berwarna kecoklatan, sehingga menampilkan keunikan tersendiri.


Karena jalan menuju Curug Batu Templek berupa jalan setapak yang tidak terlalu besar, cara terbaik untuk mengunjunginya adalah dengan kendaraan roda dua. Setelah melewati para pengrajin batu alam di Pasar Impun, Anda masih harus melalui beberapa tanjakan.
Begitu tiba di atas bukit, panorama Bandung Timur yang spektakuler bisa Anda lihat. Jangan kaget kalau Anda jadi satu-satunya pengunjung di sini!
Sementara itu sayup-sayup di kejauhan terdengar suara percikan air yang menandakan bahwa lokasi curug tersebut sudah dekat.

Curug Batu Templek, Pasir Impun, Cimenyan, Bandung 40191
Cara ke Sana: Anda bisa mengambil arah dari keluar Tol Pasteur – Pasupati – Jalan Suci – Terminal Cicaheum dan dari arah Lapas Sukamiskin, Arcamanik, lalu masuk ke Jalan Pasir Impun (depan pangkalan ojek) seberang Lapas. Dari Jalan Pasir Impun, terus mengikuti jalan sampai ke atas (kira-kira 3 km) melewati Jalan Terusan Pasir Impun. Kemudian melewati Jalan Cisanggarung. Destinasi tujuan Anda berada di sisi kiri jalan. 

5. Petualangan Menyusuri Green Canyon: Cukang Taneuh, Pangandaran
Sebutan Green Canyon sendiri awalnya dipopulerkan oleh wisatawan asal Prancis, karena ngarai bernama Cukang Taneuh (yang artinya Jembatan Tanah) ini mengingatkan akan Grand Canyons yang ada di Arizona, namun berwarna hijau.
Setelah pelampung terpasang rapi, maka petualangan menyusuri aliran sungai berkelok di antara tebing hijau ini pun dimulai.


Di kanan-kiri Anda tampak aneka tumbuhan hijau menghiasi dinding-dinding batu yang terpahat secara alami sejak bertahun-tahun lalu.




Di ujung perjalanan, Anda dapat turun dari perahu dan memanjat ke tumpukan batu-batu besar. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai!
Dari situ Anda bisa terjun bebas ke sungai yang mengalir di antara Green Canyon, dan biarkan aliran airnya membawa Anda melalui beberapa rintangan yang menantang. Setiap sudut sungai ini menyimpan kejutan dan keseruan tersendiri.



Puas menyusuri sungai di tengah hutan ini selama kurang lebih satu jam, Anda dapat beristirahat sejenak di tepian sambal menikmati sajian tradisional yang menggugah selera, seperti nasi bakar ayam yang dibungkus daun pisang, serta melepas dahaga dengan meneguk segarnya air kelapa muda.
Petualangan menyenangkan ini pun diakhiri dengan kembali naik perahu menuju hilir sungai yang bermuara di laut selatan, sembari menatap indahnya matahari tenggelam di cakrawala.
Sungguh pengalaman yang luar biasa!

Green Canyon: Cukang Taneuh, Pangandaran

Lokasi: Cukang Taneuh, Jl. Green Canyon – Cijulang, Kertayasa, Pangandaran. Koordinat
Jam Operasional: 07.30 – 16.00 (Hari Jumat buka mulai pukul 13.00)
Tiket Masuk: Mulai dari Rp 200.000,- (Sudah termasuk makan, transportasi, dan pemandu)

3. Mendaki, Berkemah, dan Melihat Matahari Terbit: Gunung Papandayan, Garut
Untuk sebagian besar orang, mendaki gunung bukanlah hal yang gampang dilakukan – tak jarang Anda harus melalui medan yang berat serta cuaca yang tak bisa ditebak hanya untuk bermalam di dalam tenda dan makan makanan kaleng.
Namun menurut para pecinta alam, gunung ini termasuk cocok bagi para pendaki pemula, karena untuk mencapai area perkemahan di Papandayan Anda hanya perlu trekking selama dua jam saja.



Usai mendirikan tenda, pendaki dapat berjalan-jalan di Tegal Alun, sebuah padang bunga Edelweiss terluas di Jawa Barat sekaligus tempat terbaik untuk melihat matahari terbit.



Spot lain yang tak kalah uniknya adalah Hutan Mati yang menyuguhkan pemandangan yang begitu eksotis. Tempat ini dulunya adalah hutan yang habis terbakar akibat letusan gunung berapi, dan hanya menyisakan batang-batang pohon mati.

Photo via: Pratomo Aribowo
Gunung Papandayan

Lokasi: Gunung Papandayan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut 44163
Cara ke Sana: Dari Jakarta naik bus menuju Garut dari terminal Kampung Rambutan. Setibanya di Terminal Guntur di Garut, lanjutkan perjalanan menggunakan mini bus jurusan Cikajang, lalu Anda turun di belokan Cisurupan setelah pasar. Setelah itu lanjutkan perjalanan menuju basecamp pendakian Gunung Papandayan dengan menyewa ojek. Koordinat

Tiket Masuk: Rp15.000,-

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Tempat wisata alam tersembunyi di Jawa Barat yang paling eksotik"

Popular Posts

Back To Top